Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jun
Proposal hibah kembali diajukan ke DIKTI oleh Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom.,M.Med.Kom selaku KAPRODI (Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi), semata-mata untuk melakukan capaian sebagai salah satu dosen perguruan tinggi dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian ke masyarakat.
Insan dengan dua dosen lainnya lolos pendanaan yang diberikan oleh Kemendikbud sebesar 50 juta rupiah. Proposal yang diajukan pun mengenai penguatan pariwisata dan tesisnya melalui kesetaraan gender, objek yang dituju untuk warga desa Paberasan, Sumenep, Madura.
Mengapa Insan dengan timnya mengambil topik ini? Menurut pemaparan Insan yang juga salah satu dosen mata kuliah di jurusan ilmu komunikasi ini menjelaskan bahwa gaya patriarki di wilayah Sumenep masih sangatlah tinggi, artinya perempuan-perempuan masih dianggap harus berada di dapur tanpa mendapatkan hak kerja yang layak, padahal industri pariwisata tidak akan terlepas dari peran seorang perempuan. Karena itu tim milik Insan ingin meminimalisir pengurangan stigma di masyarakat Sumenep bahwa perempuan bisa berperan di ranah sektor pariwisata.
Bersama dengan satu dosen psikologi dan satu dosen ilmu komunikasi, bernama Nara Garini Ayuningrum, S. Tr. I.Kom., M.A. yang akan membawakan perspektif gender kemudian dikolaborasi dengan sektor pariwisata yang ada di wilayah Sumenep, sektor ini akan diampu oleh Insan. Nama dari program kerja yang akan diberikan untuk masyarakat Sumenep ini bernama ‘’Program setara dalam berkarya sebagai upaya penguatan pariwisata di desa Paberasan, Sumenep, Madura’’ yang mengusung konsep untuk memberikan kesadaran ke warga sekitar bahwa perempuan boleh untuk kerja di sektor publik, apalagi di berbagai macam daerah juga menunjukkan peran perempuan ahli dalam menguatkan sektor pariwisata.
‘’Jadi nanti akan lebih banyak mendorong perempuan di sana untuk memainkan alat kesenian yang biasanya didominasi oleh pria, kemudian perempuan di sana diberi kesempatan dalam pembelajaran untuk memainkan kesenian tradisional, Sumenep kan banyak wisata budaya dan pada akhirnya yang memainkan bukan hanya pihak laki-laki tapi juga perempuan. Menghilangkan sedikit stigma jika perempuan hanya di rumah mulu dan tidak bisa bekerja.’’ Jelas Insan dalam memaparkan tugas perempuan di desa Paberasan juga akan diajari dengan kesenian tradisional di daerah setempat.
Kemudian pengabdian ini ditujukan untuk masyarakat mulai dari usia produktif yakni 18-35 tahun ke atas, tentu saja ditujukan untuk para perempuan di sana dan sisanya juga mengajak para laki-laki untuk dijelaskan pada sektor gender dan pariwisatanya. Adanya pengabdian ini akan menghasilkan luaran berupa publikasi jurnal, makalah seminar, video dokumentasi, buku pedoman terkait penguatan pariwisata berbasis gender.
Tim Insan akan melakukan pengabdian mulai bulan Juli sampai November, target dalam melakukan pendampingan di sana sebanyak 5-6 kali kemudian akan datang sekali dalam satu bulannya, pelaksanaan pengabdian ini membutuhkan waktu menginap di desa Paberasan selama tiga hari dua malam, tim dosen akan dibantu oleh sekitar empat mahasiswa ilmu komunikasi untuk menemani pengabdian di desa Paberasan, Sumenep, Madura. (Yulita Intania Putri Herawati)