25

Apr

Scroll Dulu Baru Skripsi? Terpaan Media Online yang Tak Disadari Mahasiswa

Di era digital ini, mahasiswa hidup dalam lingkungan yang penuh dengan informasi. Setiap hari, mereka terpapar berbagai macam konten yang dapat diakses melalui media sosial, aplikasi pesan, dan portal berita daring. Keberadaan internet memudahkan mahasiswa untuk mencari informasi, namun tidak banyak yang menyadari dampak yang ditimbulkan dari terlalu sering terpapar informasi ini. Terpaan media online yang terjadi terus-menerus ternyata bisa mempengaruhi cara berpikir, perilaku, dan kesehatan mental mereka.

 

Mahasiswa, sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi, sering kali tidak menyadari bahwa kebiasaan mereka mengakses media sosial dan berita online bisa membawa dampak negatif. Ketergantungan pada media sosial yang cenderung memfilter konten sesuai dengan preferensi mereka ini membatasi perspektif mereka terhadap dunia. Selain itu, terpapar oleh informasi yang sangat banyak bisa membuat mahasiswa merasa cemas, stres, atau bahkan depresi.

 

Terlalu banyak mengonsumsi konten media sosial juga dapat mengganggu fokus akademik mereka. Banyak mahasiswa yang lebih memilih untuk scroll media sosial daripada mengerjakan tugas kuliah atau skripsi. Kebiasaan ini dapat merusak produktivitas dan mengurangi waktu untuk belajar. Bahkan, kebiasaan doomscrolling, yaitu membaca berita buruk atau negatif secara berkelanjutan, hanya memperburuk keadaan. Hal ini dapat meningkatkan kecemasan dan membuat mereka merasa tidak mampu mengelola waktu dengan baik.

 

Pentingnya literasi digital dalam hal ini sangat tidak bisa diabaikan. Mahasiswa perlu memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang mereka terima dan belajar untuk mengelola waktu agar tidak terjebak dalam kebiasaan konsumsi media sosial yang berlebihan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara menggunakan media secara bijak, mahasiswa dapat lebih fokus pada tujuan akademik dan menjaga kesehatan mental mereka.

 

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya literasi digital, diharapkan mahasiswa dapat menghadapi terpaan media online secara lebih sehat dan produktif. Mengelola konsumsi media bukan hanya tentang menghindari gangguan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan dalam kehidupan digital yang serba cepat ini. Jadi, sebelum lanjut scroll media sosial, ada baiknya tanya dulu ke diri sendiri: informasi ini membangun atau justru mengganggu? (Rizki Setyo Nugroho)

 

Referensi

 

Harahap, M. A., Laksono, E. D., Koria, M., & Marhaeni, N. H. (2022). Pengaruh Ketergantungan Media Sosial Instagram Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa. Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial (JKOMDIS)2(1), 152–155.