08

Mei

Musik Pelarian yang Paling Manusiawi

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh tekanan, musik menjadi ruang pelarian paling manusiawi yang bisa kita miliki. Tanpa perlu penjelasan panjang atau teori, satu lagu bisa langsung menyentuh hati seakan tahu persis apa yang sedang kita rasakan. Musik bukan hanya hiburan tetapi musik adalah terapi, teman, bahkan pengingat bahwa kita masih punya sisi emosional yang hidup. Gaya hidup hari ini cenderung serba cepat, serba instan. Kita dibanjiri informasi dan tuntutan produktivitas nyaris tanpa jeda. Musik disisi lain, mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, merasakan, merenung. Entah itu saat kita menyetel lagu kesukaan sambil menyeduh kopi pagi, atau ketika kita tenggelam dalam melodi saat perjalanan pulang, musik selalu hadir tanpa isyarat.

 

Lebih dari sekedar suara, musik membentuk identitas. Genre yang kita pilih mencerminkan kepribadian, suasana hati, bahkan cara kita melihat dunia. Musik menyatukan yang berbeda, membungkus luka, dan membangkitkan semangat. Musik bisa mengubah suasana hati dalam hitungan detik, membuat kita menari saat dunia terasa berat atau menangis saat kata – kata tak mampu mewakili perasaan. Maka, membiarkan musik menjadi bagian dari gaya hidup bukan sekedar pilihan tapi kebutuhan. Karena dalam dunia yang kadang terasa asing, musik mengingatkan kita bahwa menjadi manusia berarti juga… merasakan. (Alfina Sutanti).

 

Referensi

Hannan, F., & Setiawan, J. H. (2024). Pemanfaatan Musik Klasik sebagai Media Pengelola Kesehatan Mental Gen Z. Jurnal Pewarta Indonesia6(1), 30-64.

Makiko, H., & Purwanto, S. (2022). Pengalaman hidup remaja laki-laki penyuka k-pop yang mengalami celebrity worship (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).