10

Jun

Kuliah Tamu Kominter Bahas Diplomasi Era Digital

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas 17 agustus 1945 (UNTAG) Surabaya menggelar kuliah tamu mata kuliah Komunikasi International (Kominter) bertajuk “ Peran Diplomat Dalam Arus Pergerakan Informasi “ secara daring melalui zoom pada hari Kamis, 9 Juni 2022.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom.,M.Med.Kom turut memberikan sambutan sebagai pembukaan atas kegiatan kuliah tamu ini. Kegiatan ini dipandu oleh dosen pengampu Kominter yakni Dinda Lisna Amalia, S,Sos, M.A bersama dengan Irmasanthi Danadharta, S,Hub.Int., MA dan diisi oleh pemateri yakni Pandu Utama Manggala selaku Diplomat Muda Fungsi Ekonomi KBRI (Kedutaan Besar Rakyat Indonesia) Tokyo. Kegiatan ini turut diikuti oleh berbagai kalangan mahasiswa UNTAG Surabaya yang memilih MK Kominter sebaagai MK pilihan lintas fakultas, yaitu mahasiswa dari Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dalam Kuliah ini Pandu Utama Manggala atau yang akrab disapa Mas Pandu, menjelaskan pengertian tentang politik luar negeri dan pentingnya politik luar negeri. Pandu menjabarkan dalam kaitan foreign policy atau kebijakan luar negeri, kita tidak boleh hanya mendasarkan pada kepentingan nasional (national interest), melainkan ada yang biasanya disebut sebagai international obligation atau kewajiban internasional.

Banyaknya mahasiswa yang antusias dengan kegiatan ini, Sehingga beberapa mahasiswa memberikan pertanyaan-pertanyaan. Salah satunya adalah Kevin dari Fakultas Psikologi dan Mochamad Dewa dari Fakultas Ilmu Budaya yang bertanya seputar kebijakan debt of favor yang apakah memungkinkan dilakukan. Menurut Pandu, dalam kaitan dengan piutang di Jepang, Indonesia memiliki local currency settlement yang memungkinkan transaksi diantara Indonesia dan Jepang hanya butuh melakukan konversi rupiah ke yen atau sebaliknya, jadi tidak perlu menggunakan kurs dolar sebagai mata uang transaksi. Meski local currency settlement ini tidak dilakukan di semua negara. “Ada pertimbangan dalam membuat kebijakan local currency settlement ini,” papar Pandu. Dijelaskan Pandu juga saat kuliah akan berakhir yakni di era saat ini lihatlah dunia itu sebagai tempat untuk berkarya “The world is your playground, jangan terlalu fokus pada zona nyaman di tempat kita sendiri, sebagai generasi muda harus bisa melihat dunia luar, tapi tetap jangan lupa pulang ke Indonesia untuk berkarya juga,” pungkas Pandu. (Abyu/Cantika)

Tags untagtual