16

Jun

Ilmu Komunikasi Juga Bisa Belajar Sastra?

Pemateri yang diundang pada acara Kelas Kepenulisan yang telah diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOTA), Yusril Ihza F.A namanya. Ketika memaparkan materinya dengan tema Write your journey, begins from here, telah memberikan banyak sekali ilmu tentang menulis untuk para mahasiswa ilmu komunikasi yang menghadiri acara yang dilaksanakan di Gedung Teater, Pusat Yayasan dan Rektorat lt.6 kala itu.

Dari pemaparan Yusril memang menulis itu identik dengan sastra, tetapi menulis bukanlah suatu hal yang tabu karena di dalam jurusan ilmu komunikasi sendiri kegiatan tulis menulis sangat digunakan untuk ranah kegiatan jurnalistik. Di sini Yusril mengajak para peserta untuk mengenal lebih dalam kepenulisan sastra, seperti; untuk puisi, pantun, novel, naskah film, naskah pada teater, hingga musik.

Yusril juga menjelaskan bahwa kegiatan menulis dalam sastra memiliki kesamaan terhadap jurusan ilmu komunikasi dalam mencari sumber inspirasi untuk tulisan, mulai dari kerja membaca, riset, intelektual, kreatif dan kolaboratif. Tidak hanya itu, seorang penulis dalam mendapatkan pandangan untuk ide kepenulisannya bisa melalui beberapa perspektif ruang.

Di antaranya ada ruang bangsa yang artinya bisa didapatkan dari Sabang hingga Merauke, ruang wilayah/daerah yang artinya mendapatkan perspektif dari lingkungan sekitar, ruang perjalanan saat si penulis melakukan penjelajahan atau penelitian, ruang rumah yang didapatkan dari hal terdekat, ruang tubuh/personal yang didapatkan dari ide diri sendiri hingga melakukan wawancara dengan narasumber secara personal.

Setelah melakukan kegiatan dalam menemukan perspektif terhadap tulisan, Yusril merupakan sutradara yang pernah berkuliah di Universitas Gadjah Mada ini juga menjelaskan bahwa istilah pengembangan karya bisa melalui beberapa tahap, seperti; ekranisasi yang artinya proses tulisan dikembangkan menjadi sebuah karya, alih wahana yang memiliki arti pengubahan satu jenis kesenian menjadi jenis kesenian lain, kemudian ada adaptasi, terinspirasi, dan merespon.

Mungkin jika dilihat kegiatan kepenulisan sastra sangatlah sulit, tetapi menurut penuturan dari Inge Dyah Palupi, selaku Wakahim HIMAKOTA menuturkan pendapatnya, ‘’Materi ini walaupun identik sama sastra, tetapi juga memiliki kesamaan sama ilkom, khususnya di bidang kepenulisan ya, apalagi di pembuatan naskah berita/cerita, dari semester 2 pun sudah diajarin matkul dasar-dasar jurnalistik terus di semester 6 nanti bakal ketemu sama matkul creative writing. Walaupun kelihatannya sulit tapi nggak jadi masalah sih buat kita sebagai anak ilkom, karena skill itu juga bisa didapetin selama kita mau belajar dan kegiatan nulis emang selalu mengiringi kita sebagai anak ilkom.’’ ujarnya.

Acara ini telah terselenggara dengan meriah dengan minat para peserta dari mahasiswa yang ternyata sangat berantusias dengan kegiatan kepenulisan sastra, tidak heran jika mata kuliah Creative Writing yang akan ditempuh di semester 6 ini dinobatkan menjadi mata kuliah umum yang wajib ditempuh oleh mahasiswa ilmu komunikasi.

Selain belajar jurnalistik, ilmu komunikasi juga menyuguhkan pembelajaran kepenulisan sastra di dalam mata kuliah ini, tidak rugi jika seseorang memilih jurusan ini karena prospek kerjanya benar-benar sangat luas dengan belajar banyak sekali lintas jurusan. (Yulita Intania Putri Herawati)

Tags artikel