22

Mar

Healing Kebutuhan Mahasiswa Ilmu Komunikasi atau Sekedar Tren?

Belakangan ini, healing menjadi istilah yang semakin populer, terutama di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi. Kegiatan yang awalnya bertujuan untuk memulihkan diri dari kepenatan kini juga beralih fungsi menjadi bagian dari strategi konten, khususnya bagi mereka yang aktif di dunia digital.

 

Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, mereka  menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tugas akademik yang menuntut kreativitas, tekanan dalam membangun personal branding, hingga tuntutan untuk selalu up-to-date dengan tren media. Hal ini sering kali memicu stres dan kejenuhan, sehingga mereka mencari berbagai cara untuk meredakannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas healing, seperti traveling, staycation, menonton konser, hingga sekadar menikmati kopi di kafe estetik.

 

Menariknya, bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang aktif di media sosial, momen healing sering kali tidak hanya dilakukan untuk diri sendiri, tetapi juga dijadikan konten. Mereka mengabadikan momen healing dalam bentuk foto, video, atau cerita yang kemudian diunggah ke platform seperti Instagram, TikTok, atau YouTube. Fenomena ini membuat batas antara healing sebagai kebutuhan dan sebagai tuntutan eksistensi semakin kabur. Healing bukan lagi sekadar kebutuhan pribadi, tetapi juga menjadi strategi engagement untuk menarik audiens dan meningkatkan eksistensi di dunia digital.

 

Meskipun memiliki banyak manfaat, gaya hidup ini juga bisa berdampak pada pengelolaan keuangan mahasiswa. Tidak jarang, dorongan untuk mengikuti tren healing tanpa perhitungan justru membuat keuangan berantakan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk menemukan keseimbangan antara healing sebagai kebutuhan dan sekedar tren.

 

Pada akhirnya, healing bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi bisa menjadi kebutuhan ganda, baik untuk menjaga keseimbangan mental maupun sebagai bahan konten. Namun, apakah healing masih murni sebagai kebutuhan, atau justru telah bergeser menjadi tren demi eksistensi di media sosial? (Nur Syakbana)

 

Sumber Referensi

https://www.viva.co.id/gaya-hidup/1758381-fenomena-healing-di-kalangan-gen-z-tren-atau-kebutuhan