18

Mar

Benarkah Kita Selalu Harus Ikut Tren?

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter tidak hanya memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman, tetapi juga memperkenalkan kita pada tren terbaru. Namun, di balik kemudahan ini, muncul fenomena Fear of Missing Out (FOMO) atau ketakutan akan ketinggalan sesuatu.

Peran Media Sosial dalam Kehidupan Generasi Z

Media sosial itu seru banget. Generasi Z bisa pakai untuk upload foto, ikut tren TikTok, atau sekadar ngobrol di DM. Sayangnya, menurut Chakrabarti (2024), media sosial juga bikin kita merasa harus terus online biar nggak ketinggalan info. Bahkan, ada yang jadi susah menikmati waktu sendiri karena takut ada sesuatu yang kelewatan. Jadi, media sosial nggak cuma bikin kita terhubung, tapi kadang juga bikin stres kalau dipakai berlebihan.

Dampak FOMO

FOMO dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik, diantaranya:

?      Kecemasan dan Stres – Selalu khawatir tertinggal tren bisa meningkatkan tekanan emosional.

?      Kegelisahan Berlebihan – Terlalu fokus pada aktivitas orang lain dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

?      Perasaan Rendah Diri – Membandingkan diri dengan orang lain di media sosial dapat menurunkan rasa percaya diri.

?      Depresi – Jika terus berlanjut, FOMO dapat menyebabkan perasaan sedih berkepanjangan dan kehilangan minat.

Cara Mengatasi FOMO

?      Batasi Waktu di Media Sosial – Kurangi paparan agar tidak merasa tertekan.

?      Pilih Tren yang Sesuai – Tidak semua tren perlu diikuti.

?      Fokus pada Kehidupan Nyata – Nikmati momen tanpa harus membagikannya ke media sosial.

?      Sadar akan Realitas Digital – Ingat bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.

Apakah Kita Harus Selalu Mengikuti Tren?

Tidak selalu. Penting untuk mengenali bahwa tidak semua tren sesuai untuk setiap individu. Mengikuti tren tanpa pertimbangan dapat menyebabkan stres dan kehilangan jati diri. Sebaliknya, memilih tren yang sesuai dengan minat dan nilai pribadi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan diri.

Kesimpulan

FOMO adalah fenomena yang semakin umum di era media sosial, terutama di kalangan Generasi Z. Meskipun media sosial dapat memberikan manfaat dalam hal koneksi dan informasi, penggunaannya yang berlebihan dapat menimbulkan kecemasan dan tekanan sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengelola penggunaan media sosial secara bijak, memilih tren yang sesuai, dan lebih fokus pada kehidupan nyata agar tetap bahagia tanpa harus selalu merasa tertinggal. (Jingga Jingga)

Sumber Referensi

Safitri, D., Roosyidah, A., & Wijaya, S. (2024). Perilaku Fear of Missing Out (FoMO) Pada Gaya Hidup Generasi Z di Media Sosial. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 3, pp. 1051-1061). https://proceeding.unesa.ac.id/index.php/sniis/article/view/3849

Sari, R. P. (n.d.). Gen Z Wajib Tahu: Dampak Fomo, Yolo, Fopo Dan Cara Atasinya. Digital Citizenship Indonesia. https://digitalcitizenship.id/tips-trik/dampak-fomo-yolo-fopo#google_vignette