Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Mar
Abelarda Ryantara, mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 6, per Februari 2023 resmi menjabat sebagai Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Musik Untag Surabaya. Abel terpilih menjadi Ketua Umum melalui pemilu UKM Musik yang diselenggarakan pada tanggal 4 Desember 2022. Pemilu dilaksanakan secara hybrid, offline melalui coblosan dan online melalui voting pada aplikasi Whatsapp. Hasil pemilu merupakan pilihan dari anggota dan dewan alumni UKM Musik. Abel bersaing dengan tiga kandidat lain dan mengusung visi ‘Menumbuh Kembangkan Kekeluargaan UKM Musik Serta Musikalitas dan Organisasi Yang Dapat Bersaing di Era Digital 5.0’. Abel percaya bahwa jabatan yang diraihnya saat ini bukan semata-mata instan tapi memang penuh cerita dan perjuangan, sehingga patut menjadi sebuah kebanggaan yang dipertanggungjawabkan dengan serius.
Sebelum menjadi Ketua Umum, Abel telah aktif berpartisipasi sebagai Pengurus selama dua tahun di UKM Musik. “Pada tahun pertama menjabat sebagai anggota divisi edukasi atau humas, tahun berikutnya dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum, dan pada tahun ketiga telah memenuhi syarat sehingga diamanahi sebagai Ketua Umum periode 2023,” ungkap Abel. Abel sejak awal menjadi mahasiswa memang sudah berniat untuk masuk organisasi kemahasiswaan seperti UKM, ia ingin mengembangkan potensi dan hobbynya sekaligus agar tidak sekedar menjadi mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah-Pulang, Kuliah-Pulang). Adapun selain aktif di UKM Musik, Abel juga aktif sebagai anggota Pengurus bagian Teknisi di divisi Box Radio Ilmu Komunikasi.
Bagi Abel, dengan aktif mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan banyak manfaat yang dapat diambil bagi mahasiswa, “Belajar banyak lah pastinya, jadi jangan hanya ikut divisi, ikut orkem, numpang nama,” papar Abel menambahkan. Disamping itu, dengan aktif berkecimpung dalam organisasi, Abel juga merasa memiliki rumah dan keluarga baru sebagai tempat bernaung di dalam Kampus. Adapun tantangan terbesar yang dihadapi Abel sebagai Ketua Umum yakni manajemen waktu. “Tantangan manage waktu, masih bisa mengatur tapi lebih di pres (mepet), belajar lebih menghargai waktu, jadi bagi mahasiswa juga jangan suka menunda-nunda,” pesan Abel.
(Dziyaaul Hubbi Arsyad)