10

Jun

Hegemoni Dalam Korean Wave

Hegemoni menurut Gramsci adalah kemenangan kelas yang berkuasa yang didapatkan melalui mekanisme konsensus berbagai kekuatan sosial politik. Seiring berjalannya era globalisasi, manusia akan dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari manapun. Salah satunya adalah Korean Wave. Korean Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk penyebaran budaya populer Korea melalui produk-produk hiburan seperti drama, musik, style.

 

Munculnya Korea Lovers dengan berbagai atribut ke-Korea-annya tersebut menunjukkan betapa besarnya hegemoni Korean Wave yang telah berhasil mendominasi generasi muda dalam budaya Korea. Korean Wave pun mampu mempengaruhi pola hidup maupun cara berpikir masyarakat yang dipengaruhi. Contoh hegemoni yang terjadi pada fans K-pop, Karena terobsesi dengan para boyband dan girlband, banyak fans K-pop yang rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli Merchandise dengan harga yang tidak murah. Selain itu contoh hegemoni berefek dengan munculnya perilaku koreanisasi seperti banyak generasi muda menginternalisasi budaya-budaya Korea pada diri mereka, yaitu dengan menggunakan bahasa dan gaya berbicara Korea, menerapkan panggilan adalah bahasa korea seperti annyeong, berdandan dengan julukan Korean style, dan perubahan selera pemilihan produk Korea.

 

Berdasarkan pendapat dari Umilasari (2020), proses dari tersebarnya kebudayaan Korea di dunia ini terutama di negara Indonesia secara umum dapat dinilai bahwasanya Korean culture ini memberikan dorongan kepada orang-orang agar bisa mempelajari serta menerima budaya bahkan bahasa Korea Selatan. Dari Sini dapat disimpulkan banyak generasi muda yang telah terhegemoni dimana cara berpikir mereka telah meniru dan menerima dari Korean Wave tersebut. Fenomena Korean Wave yang mencakup musik pop, drama televisi, film, mode, dan kuliner telah menciptakan gelombang pengaruh yang luar biasa besar. Amroshy & Imron (2014) menjelaskan bahwa K-pop musik, serial drama, film, animasi, variety/reality show, video game, fashion, kendaraan, peralatan dapur, dan bahkan kosmetik merupakan beberapa produk budaya Korea yang disebarkan melalui tayangan hiburan. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di banyak negara lainnya. Keberhasilan Korean Wave dalam mempengaruhi budaya global adalah bukti nyata dari efektivitas strategi budaya Korea Selatan yang memanfaatkan media dan teknologi modern untuk menyebarkan pengaruh mereka.

K-pop, sebagai salah satu elemen utama dari Korean Wave, telah menciptakan basis penggemar yang sangat fanatik dan setia di seluruh dunia. Idol-idol K-pop menjadi panutan bagi banyak remaja dan dewasa muda yang mengidolakan gaya hidup, penampilan, dan sikap mereka. Hal ini memicu tren konsumsi produk-produk yang berkaitan dengan K-pop, mulai dari album musik, merchandise, hingga kosmetik dan fashion. Tidak sedikit penggemar yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendukung idol mereka, baik melalui pembelian produk maupun tiket konser. Andina (2019) memaparkan bahwasanya memang perasaan suka dan keinginan untuk mendukung idola mendorong penggemar untuk membeli barang idola mereka secara sukarela.

 

Drama Korea atau K-drama juga memainkan peran besar dalam menyebarkan budaya Korea. Dengan plot yang menarik dan produksi berkualitas tinggi, K-drama berhasil menarik perhatian penonton internasional. Banyak penonton yang kemudian tertarik untuk belajar bahasa Korea, mengunjungi Korea Selatan, dan mengadopsi gaya hidup yang mereka lihat di drama-drama tersebut. Dalam hasil penelitiannya, Putri et al. (2019) menemukan bahwa kemunculan Korean Wave di Indonesia melalui K-Drama terlihat dari munculnya komunitas-komunitas penyuka K-Drama, online shop yang menjual barang-barang Korea, pendirian pusat kebudayaan Korea (Korean Cultural Center Indonesia), universitas-universitas yang menyediakan program studi terkait Korea, serta berkembangnya K-Pop dan K-Style, yang kemudian mendorong minat masyarakat untuk menonton konser dan fanmeeting yang diadakan oleh penyanyi dan pemeran K-Drama di Indonesia.

Selain itu, industri kecantikan Korea juga telah mengglobal. Produk-produk kecantikan Korea, yang dikenal dengan istilah K-beauty, menjadi populer di banyak negara. Rutinitas perawatan kulit ala Korea yang terkenal dengan 10 langkahnya menjadi tren global. Banyak orang yang mulai mengadopsi produk dan metode perawatan kulit Korea, yang dianggap efektif dan inovatif. Salah satu contohnya dalam negara kita sendiri, yaitu Indonesia. Para wanita di Indonesia menggunakan produk kecantikan Korea Selatan sebagai skincare routine mereka, hal ini dikarenakan bahan yang digunakan oleh K-beauty sangat alami dan cocok pada kulit mereka, sehingga Korean Wave mampu membawa K-beauty mendunia dan masuk ke Indonesia (Mutmainah, 2021). Selanjutnya, proses penyebaran budaya Korea ini dinilai memberikan dorongan kepada masyarakat untuk mempelajari dan menerima budaya serta bahasa Korea Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa Korean Wave telah berhasil menciptakan konsensus di kalangan generasi muda untuk mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup yang ditawarkan oleh budaya populer Korea.

Meskipun Korean Wave membawa dampak positif seperti mengenalkan budaya Korea ke panggung global, namun hegemoni yang terjadi juga perlu diwaspadai. Generasi Muda yang terpapar secara berlebihan dapat kehilangan identitas budaya lokalnya sendiri dan terjebak dalam pola konsumtif yang berlebihan demi mengikuti tren budaya populer Korea. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk selektif dalam menyerap budaya asing dan tetap menjaga kearifan lokal serta identitas budaya bangsa sendiri. Budaya populer Korea dapat dinikmati sebagai hiburan dan sumber inspirasi, tetapi tidak sampai menghilangkan akar budaya sendiri yang telah tertanam secara turun-temurun.Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati keberagamanbudaya global, termasuk Korean Wave, tanpa kehilangan jatidiri dan kekayaan budaya lokal yang menjadi warisan bangsa. Hegemoni budaya asing perlu disikapi dengan bijak agar tidak menghilangkan identitas dan nilai-nilai luhur bangsa sendiri. (Dita)

 

Referensi:

Ajeng Dasmista (2015). Agresi Budaya Korea Melalui K-Pop di Indonesia. Periklanan. Universitas Yogyakarta. Endro

Al Amroshy, A. U., & Imron, A. (2014). Hegemoni BudayaPop Korea Pada Komunitas Korea Lovers Surabaya(KLOSS).  Paradigma, 2(3).

Andina, A. N. (2019). Hedonisme Berbalut Cinta dalamMusik K-Pop. Syntax Idea, 1(8), 39-49.

Mutmainah. (2021). Pengaruh Korean Wave TerhadapMaraknya Produk dan Tren Kosmetik Korea Selatan (K-Beauty) di Indonesia Periode 2017-2020. (SkripsiSarjana, Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta).

Putri, I. P., Liany, F. D. P., & Nuraeni, R. (2019). K-Drama dan Penyebaran Korean Wave di Indonesia. ProTVF, 3(1), 68-80.