Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Apr
Surabaya – Prodi Ilmu Komunikasi Fisip Untag
Surabaya menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu yang berkolaborasi dengan
Department of Communication Arts Walailak University. Kelas kolaborasi ini
mengangkat tema “Thailand Media Landscape”, pada Kamis (13/03) di Q210 Graha
Prof. Roeslan Abdulgani Untag Surabaya. Kuliah tamu ini diisi oleh Dr. Attanan
Tachopisalwong beliau adalah Teaching Department of Communication Arts Walailak
University, beliau juga sebagai koordinator magang di universitas tersebut. Acara
ini dipandu oleh salah satu dosen ilmu komunikasi yaitu Amalia Nurul
Muthmainnah, S.I.Kom., MA, yang dihadiri oleh Doan Whidiandono, S.Sos.,
M.I.Kom serta mahasiswa ilmu komunikasi
dari kelas Komunikasi Internasional kelas G & H.
Pada kesempatan tersebut narasumber menjelaskan
banyak perubahan yang cukup signifikan pada media yang ada di Thailand, seperti
perubahan dari TV analog ke TV digital. Di tahun 2014 Thailand mempunyai 28
channel TV dan sekarang tinggal 18 saja salah satu penyebabnya adalah pemecatan
karyawan media. Influencer yang ada di Indonesia lebih banyak daripada
influencer yang ada di Thailand, karena mereka mempunyai lingkup yang lebih
kecil.
Pada media Thailand mempunyai tiga kategori
yaitu news, family dan pet, jadi ada
beberapa influencer yang khusus memberitakan apa yang terjadi secara singkat
baik menggunakan tulisan atau audio, ada yang khusus membuat konten tentang
family contohnya seperti kegiatan sehari – hari, serta konten tentang hewan
peliharaan yang sedang trend di Thailand khususnya hewan anjing. Narasumber
juga menjelaskan bahwa platform
terpopuler di Thailand Facebook memimpin dengan presentasi pengguna 33,4%
diikuti oleh Tiktok dengan 28,5% dan LINE dengan 14,4%. Sementara itu,
streaming terus menguat terutama pada
tahun 2024 ketika Thailand memproduksi konten yang bekerja sama dengan platform
streaming internasional dan meraih kesuksesan global. Kebanyakan masyarakat
Thailand lebih banyak nonton streaming daripada tv konvensional dan sama juga
banyak belanja melalui media sosial. Berkomunikasi dengan orang Thailand akan
lebih fast respon jika menggunakan LINE daripada menggunakan WhatsApp, karena
orang Thailand lebih banyak yang menggunakan aplikasi LINE.
Adapun tantangan yang dihadapi indutrsi media
Thailand adalah peran konten creator dan influencer yang bersaing untuk
mendapatkan perhatian konsumen, bersamaan dengan konsumsi berita melalui media
sosial. Hal ini berdampak besar pada media tradisional seperti TV digital, yang
padq tahun 2024 banyak saluran yang merestrukturisasi organisasi mereka dan
memberhentikan karyawan untuk mengatasi pendapatan iklan yang terus menurun,
kondisi ekonomi negara dan semakin populernya konsumsi konten melalui media sosial
dan streaming. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya oleh beberapa mahasiswa dan
ditutup dengan sesi foto bersama. (Alfina
Sutanti)
Source: Komuntag