Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Apr
Di banyak budaya ada sebuah stigma yang
mandarah daging “Pria tidak boleh menangis.” Kalimat ini, meski
terdengar sederhana tapi sebenarnya memiliki dampak yang sangat besar bagi
kesehatan mental dan emosional pria. Bayangkan betapa banyak pria yang terpaksa
menahan perasaan mereka hanya karena takut dianggap lemah atau tidak maskulin.
Padahal menangis adalah bagian alami dari proses manusiawi yang bisa membantu
seseorang melepaskan beban emosional. Stigma ini seakan mengatakan bahwa untuk
menjadi pria sejati, seseorang harus selalu kuat, tegar, dan tidak menunjukkan
kelemahan. Biasanya membuat banyak pria merasa terisolasi dan kesulitan untuk
berbicara tentang masalag yang mereka hadapi. Akibatnya, banyak dari mereka
yang memilih untuk menekan perasaan yang pada akhirnya bisa berujung pada
depresi atau bahkan tindakan yang lebih ekstrem seperti kekerasan atau bunuh
diri.
Tentu saja ini bukan
berarti kita mengajak pria untuk menangis tanpa alasan atau selalu mengandalkan
emosi dalam setiap Keputusan. Namun, hal ini adalah hal yang wajar bagi
siapapun baik pria maupun wanita untuk menunjukkan perasaan mereka, terutama
saat sedang tertekan. Menghargai ekspresi emosi pria, termasuk menangis adalah
Langkah pertama menuju kesetaraan gender yang lebih sehat dan manusiawi.
Masyarakat harus berhenti memperlakukan emosi sebagai suatu kelemahan. Jika
kita benar – benar ingin menciptakan dunia yang lebih adil dan kita harus
menghilangkan stereotip seperti ini serta memberikan ruang bagi setiap individu
untuk menunjukkan sisi kemanusiannya tanpa rasa takut. Karena pada akhirnya,
pria yang merasa bebas untuk menangis adalah pria yang lebih kuat secara
emosional. (Alfina Sutanti)
Referensi
Aritonang, D. E., & Tobing, F. D. H. L.
(2024). Peran PAK Gereja terhadap Fenomena Toxic Masculinity pada Kalangan
Laki-laki di Era Teknologi Digital. Tumou
Tou, 11(1), 1-8. https://www.ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/tumoutou/article/view/1448
Priambodo, A. B. (2024). Analisis Wacana Kritis Akun TikTok
Corecoreful dalam Membantu Kesadaran Kesehatan Mental Laki-Laki (Doctoral
dissertation, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya). https://repository.untag-sby.ac.id/id/eprint/29433