06

Jun

Tips Hadapi Stres #dirumahaja Bersama Karolin Rista M.Psi., Psikolog

 

 

Surabaya, Mei 2020--Sejak pandemi COVID-19 mewabah pada pertengahan bulan Maret lalu, masyarakat Indonesia diharuskan untuk melakukan seluruh aktivitasnya di rumah masing-masing (work from home) sebagai salah satu bentuk kebijakan physical distancing. Adapun penerapan kebijakan physical distancing bertujuan untuk memutus rantai penularan virus corona. Tidak heran jika banyak orang yang mengalami stres akibat rutinitas yang dilakukan secara berulang-ulang di tempat yang sama. Oleh karena itu, Himakota (Himpunan Mahasiswa Komunikasi Untag Surabaya) mengadakan seminar daring terkait tips menghadapi stres di masa pandemi yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2020. Kegiatan ini dimoderatori oleh Almaizza Shania, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya dan Karolin Rista M.Psi., Psikolog, Dosen Prodi Psikologi Untag Surabaya sekaligus Kepala Bagian Humas Untag Surabaya sebagai narasumber. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan sambutan yang sangat baik. Sekitar 100 viewers turut menyaksikan siaran langsung melalui instagram Himakota: @homakom.untagsby.

Seminar daring dibuka oleh Almaizza pada pukul 14.36 WIB. Karolin Rista M.Psi., Psikolog menuturkan bahwa stres adalah tekanan yang datang dan berdampak pada psikis maupun fisik. Ia mengatakan bahwa stres yang terjadi di kehidupan kita disebabkan oleh adanya peristiwa kehidupan, ketegangan kronis, dan permasalahan sehari-hari. Peristiwa kehidupan merupakan peristiwa yang dapat mengubah banyak hal, seperti ketika seorang ayah dan ibu yang kehilangan pekerjaan namun harus memenuhi kebutuhan anaknya ataupun ketika seseorang yang penting dalam hidup kita meninggal. Selain itu, penyebab lainnya yakni ketegangan kronis yang merupakan sebuah peristiwa dengan tingkat level stres yang masih dalam kategori cukup namun berlangsung secara terus-menerus serta bertambahnya permasalahan sehari-hari seperti jalanan yang dilalui sering macet dan lain sebagainya.

Kak Olin, sapaan akrab narasumber, juga memberikan tips untuk mengatasi stres secara internal. Yakni dengan menerima kenyataan, jujur dengan keadaan diri sendiri, dan yang perlu dilakukan ketika kita sudah mulai merasa stres adalah dengan mencari aktivitas baru. Bisa dengan cara menjalankan hobi, misalnya memasak atau merapikan file di laptop. Selain itu, faktor eksternal yakni terkait lingkungan sekitar seperti keluarga dan sahabat juga turut berperan dalam mempengaruhi stres. Ia mengungkapkan bahwa: “Internal itu akan jadi lebih kuat apabila didukung oleh support system yang ada di luar kita, baik itu keluarga atau sahabat.” Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa manusia memiliki sudut pandang yang beragam dalam melihat stres. Sehingga sangat tidak bijak bila kita meremehkan suatu masalah yang datang kepada kita. Demikian, ia menekankan bahwa ketika stres datang kita harus tenang, lakukan identifikasi stres dan evaluasi diri.

 Selain mencari aktivitas baru untuk mengatasi stres, menurut Kak Olin kita juga harus menghindari rasa penasaran kita akan informasi negatif tentang COVID-19. Hal itu akan membuat kita semakin was-was dan pada akhirnya hanya akan menambah beban pikiran. Cara yang perlu dilakukan adalah mensugesti diri untuk menjalankan aturan dari pemerintah seperti menggunakan masker, hand sanitizer, dan harus sering cuci tangan. Kak Olin juga menjabarkan aktivitas – aktivitas yang ia lakukan semasa #dirumahaja. Salah satunya adalah dengan menaikkan imunitas. Kak Olin yang tidak menyukai buah – buahan kini mulai membiasakan diri mengosumsi buah. Ia pun menambahkan, bahwa hanya melakukan rebahan di kasur tidak akan menaikan imunitas tubuh.

Kak Olin menegaskan bahwa jangan bangga menggunakan kata stres sebagai kata gaul. Stres adalah sesuatu yang normal selama tekanan yang masuk itu sama dengan kemampuan untuk mengatasinya. Namun, apabila stres tersebut lebih besar daripada kemampuan yang dimiliki, tidak ada salahnya untuk meminta pertolongan kepada orang lain. Oleh karena itu, dengan mengerti kemampuan diri dalam mengatur dan menghadapi stres, stres tersebut akan hilang seiring berjalannya waktu. Ia menekankan bahwa Stres itu harus dihadapi, bukan diabaikan.”

 

Penulis: Vira Amelia

Editor: Herlina K. & Kein Riyis