11

Jun

Tembus Juara 2 Nasional, Mahasiswa UNTAG Surabaya Tunjukkan Kreativitas Lewat Iklan Bertema AI

Dua mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, Hana Kartikasari dan Muhammad Khofidul A’zdom, berhasil mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih Juara 2 Nasional dalam ajang Advertising Competition yang merupakan bagian dari acara Komunikasi Fiesta di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Kampus Dinoyo.

Perjalanan keduanya dalam kompetisi ini penuh warna. Mulai dari perdebatan soal ide hingga jadwal yang sering bentrok karena Hana kuliah malam dan Khofidul kuliah pagi. Tapi, karena sudah berteman, mereka memilih saling mengerti dan tetap menjaga kekompakan. Hana mengaku, ini adalah lomba iklan pertamanya dan ia ikut lebih karena ingin belajar proses pembuatan iklan secara langsung, bukan semata-mata mengejar juara. Namun, tak disangka, mereka berhasil lolos hingga tahap final dan membawa pulang juara dua tingkat nasional.

Mengangkat tema “No Cheating, Just Vibing with AI”, mereka berhasil menyulap isu yang sedang hangat menjadi sebuah iklan layanan masyarakat yang tidak hanya edukatif, tetapi juga menghibur. Dalam konsep video mereka, pendekatan humor dengan gaya sarkastik dikemas dalam format wawancara, menyoroti bagaimana penggunaan AI yang berlebihan bisa berdampak pada kehidupan sosial seseorang. Pendekatan ini dinilai segar dan berhasil membuat iklan mereka lebih mudah diterima oleh audiens, sekaligus tampil beda dari peserta lainnya yang lebih serius dalam penyampaian pesan.

Pembuatan brief sendiri memakan waktu dua hari, dengan proses riset yang intens dan hampir tanpa tidur. Sementara itu, video iklan mereka dibuat dalam waktu tiga hari yang juga cukup mepet dengan batas waktu pengumpulan. “Kami bener-bener shoot di H-3 pengumpulan,” kata Hana. Meski dikejar waktu, mereka tetap berupaya maksimal dengan membagi tugas secara efektif berdasarkan kekuatan masing-masing.

Salah satu kekuatan utama dari iklan yang mereka buat adalah pendekatan humor dengan sentuhan sarkasme yang dibalut dalam konsep wawancara. Ini membuat pesan iklan lebih mudah diterima oleh penonton dan tidak terkesan menggurui. “Kami mau pendekatan versi sekarang tapi sebagai iklan layanan, bukan sekadar konten media sosial belaka,” tambah Hana.

Khofidul menambahkan bahwa kekuatan tim mereka juga terletak pada chemistry dan pembagian peran yang jelas. Meskipun jadwal kuliah berbeda—Hana kelas malam dan Khofidul kelas pagi—mereka tetap kompak menyelesaikan tugas masing-masing. Bahkan, mereka sempat membuat dua konsep video sebelum akhirnya memilih satu yang paling sesuai untuk dipresentasikan.

Pada saat presentasi final di Auditorium Benedictus, Universitas Widya Mandala Surabaya, tim UNTAG tampil beda. Mereka membawakan presentasi dengan cara santai dan penuh canda, yang ternyata menjadi poin lebih di mata para juri. “Di saat yang lain serius dan tegang, tim kita malah enjoy sambil bercanda, sampai di-notice langsung sama juri,” cerita Khofidul.

Meski begitu, juri juga memberikan masukan konstruktif, salah satunya soal alur cerita yang dinilai belum menunjukkan arah “what’s next” dengan jelas. Masukan tersebut justru menjadi bahan pembelajaran penting bagi Hana dan Khofidul untuk terus mengembangkan kemampuan mereka di dunia iklan dan industri kreatif.

Ke depan, keduanya berencana untuk terus mengikuti lomba-lomba serupa, bahkan bermimpi bisa tembus ke ajang internasional seperti AAF (American Advertising Federation). “Semoga kita bisa berkancah di internasional,” harap Khofidul.

Pengalaman berharga ini tidak hanya memberi mereka penghargaan, tetapi juga membuka mata akan pentingnya kolaborasi, riset yang mendalam, serta keberanian untuk tampil beda dalam menyampaikan pesan sosial melalui media kreatif. (Alfina Sutanti)