01

Des

Moch Dzikry Nur Alam peraih Juara II dalam “Digital Leadership Challenge: A Brief Case Analysis” di

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya bernama Dzikry berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih Juara II dalam kompetisi “Digital Leadership Challenge: A Brief Case Analysis” yang diselenggarakan oleh Universitas Atma Jaya. Prestasi ini diraihnya setelah melalui proses panjang yang penuh tantangan, baik dari segi persiapan maupun penampilan saat kompetisi berlangsung.

Dalam wawancara, Dzikry menceritakan bahwa persiapan menuju kompetisi dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas. Setibanya di Yogyakarta pada pukul 20.30, ia dan tim langsung memutuskan untuk belajar mulai pukul 22.00 hingga pukul 02.00 dini hari. Meski singkat, keberuntungan berpihak ketika pada babak 20 besar, studi kasus yang diberikan berkaitan dengan isu yang ia pahami tentang bagaimana agensi mulai tersaingi oleh kecerdasan buatan (AI). Familiaritas ini membuatnya mampu memberikan analisa tajam dan solusi efektif sehingga berhasil melaju ke babak final.

Tantangan terbesar bagi Dzikry justru hadir ketika memasuki babak 6 besar, di mana para peserta harus berdebat secara langsung memperebutkan posisi juara. Ia mengaku bahwa kemampuan public speaking menjadi ujian tersendiri baginya.

Terkadang kalimat yang ingin saya sampaikan menjadi sulit dipahami dan belibet. Ini menjadi tantangan besar untuk saya,” ujarnya. Meski begitu, ia tetap tampil maksimal dengan mengandalkan ketenangan, rasa percaya terhadap tim, serta pemahaman dasar analisis isu yang kuat.

Selama masa persiapan, Dzikry banyak mendapat dukungan dari teman-teman Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang juga berada di Yogyakarta. Meskipun mengikuti lomba yang berbeda dan posisi mereka saling bersaing, semangat saling mendukung tidak pernah pudar. “Kita tetap saling mendukung satu sama lain meskipun ikut lomba berbeda,” tuturnya.

Menurut Dzikry, bagian paling menegangkan dari lomba ini adalah ketika juri menilai hasil analisa peserta. Ia dan tim harus menjelaskan dengan lugas penyebab, akibat, serta solusi dari studi kasus yang diberikan. Penilaian intens dari juri membuatnya harus berpikir cepat dan tetap fokus di tengah tekanan.

Dzikry mengungkapkan strategi utamanya dalam menghadapi lawan adalah tetap tenang, percaya dengan kemampuan tim, serta rendah hati. Pendekatan ini membuat mereka dapat berpikir jernih dan bekerja sama secara efektif.

Setelah meraih juara II, Dzikry menyampaikan pesan inspiratif kepada masyarakat, khususnya generasi muda. “Teruslah bermimpi. Jika engkau jatuh, engkau jatuh di antara bintang-bintang. Lebih baik gagal saat berusaha daripada tidak mencoba sama sekali.” Ia juga mengungkap bahwa target selanjutnya adalah melangkah ke kompetisi internasional dan menargetkan juara pertama. Baginya, sulit bukan berarti mustahil selama seseorang percaya dan terus berusaha.

Tak lupa, Dzikry mengucapkan terima kasih kepada pelatih, tim, dan orang-orang terdekat yang selalu mendukungnya.

Saya sangat berterima kasih karena telah mendukung saya hingga mampu meraih juara.” Menutup wawancara, Dzikry memberikan pesan untuk anak muda yang ingin mengikuti jejaknya: “Teruslah belajar dan bermimpi. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Yakinlah semua akan indah pada waktunya. Tetaplah hidup dan raih mimpimu dengan perjuangan.

Prestasi yang diraih Dzikry tidak hanya membanggakan dirinya sendiri, tetapi juga membawa nama baik Program Studi Ilmu Komunikasi dan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

#FYPMahasiswa

 (ejjak)