Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Okt
Surabaya, 17 September 2025—Ilmu Komunikasi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mencetak prestasi dalam cabang olahraga
pencak silat ini. Salah satu mahasiswa angkatan 2022, Nabil, berhasil
memperoleh medali emas dalam piala Walikota Surabaya Championship.
Pencak silat merupakan salah satu warisan
budaya Indonesia. Olahraga ini berasal dari kebudayaan melayu, penyebarannya
khususnya di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei, dan
Singapura. Bermula dari nenek moyang bangsa Indonesia yang berusaha melindungi
serta mempertahankan diri dari tantangan alam yang tidak bisa diprediksi,
seperti hewan buas maupun musuh. Pencak silat dipengaruhi oleh berbagai aliran
dan ciri khas sesuai daerahnya. Misal, di Jawa terdapat aliran seperti merpati
putih dan perisai diri. Organisasi yang menaungi olah raga ini adalah PERSILAT
(Persekutuan pencak silat antarbangsa) dan IPSI (Ikatan pencak silat seluruh
Indonesia).
Olah raga ini
mengkombinasikan empat aspek dan juga empat sifat. Pertama, aspek spiritual. Olahraga ini
membangun jati diri dan kepribadian mulia seseorang. Kedua, aspek seni budaya,
menggambarkan kebudayaan lokal yang menjadi corak silat. Ketiga, aspek bela diri,
yakni kemampuan konsistensi teknis pesilat itu sendiri. Keempat, olah raga,
menyeimbangkan pikiran dengan gerak tubuh.
Nabil mengaku kecintaannya terhadap pencak silat sudah
tertanam dari lama, tepatnya saat masih duduk di bangku sekolah menengah
pertama. Hanya saja, saat itu, dia belum bisa mendalami pencak silat secara
sungguh-sungguh karena orang tuanya melarang. Ujian nasional SMP adalah alasan yang mendasari
larangan orang tuanya. Dulu, pencak silat adalah ekstrakurikuler di sekolahnya.
Akhirnya, Nabil dapat mengembangkan minatnya di kuliah, tepatnya unit kegiataan
mahasiswa (UKM).
Sebelum
pertandingan, Nabil dan tim mempersiapkan pelatihan kejuaraan selama dua bulan
yang disebut dengan training center.
Saat training center, Nabil dilatih
fisik dan juga teknik-teknik dalam pencak silat agar saat berlaga tidak bingung
dan mampu menyiasati lawan di lapangan. Tantangan yang dirasakan selama
mendalami pencak silat adalah konsistensi, terlebih Nabil harus membagi waktu
latihan dengan jam perkuliahan. Nabil terkadang harus mengorbankan liburannya
untuk berlatih pencak silat. Selama kuliah, Nabil berlatih setiap hari, hanya
libur pada hari Sabtu di samping student
center atau di samping patung proklamator Graha Wiyata Untag Surabaya.
Sosok yang paling banyak memberikan dukungan tentu saja adalah orang tuanya,
diikuti pelatih dan teman-teman.
“Menurut
saya, bagian yang paling sulit selama pertandingan adalah ketika awal bermain
di semifinal karena musuh memiliki tinggi yang berbeda. Lebih tinggi saya,
musuh lebih pendek. Gaya bermainnya juga bungkuk, sehingga susah untuk
menyerang, akhirnya pakai taktik juga dari pelatih,” jawab Nabil. Saingan yang
ada di lapangan tergantung oleh kelas bobot atlet itu sendiri. Nabil bermain di kelas
50-55 kilogram.
Nabil berpesan untuk lebih percaya diri dengan konsistensi.
Target selanjutnya, dia berharap lebih banyak mengikuti kejuaraan, sehingga
lebih banyak medali dan prestasi yang diperoleh. Dia juga berpesan pada
generasi muda untuk mengurangi mager (malas
gerak) karena tidak selamanya olahraga itu memberatkan, tentu banyak manfaatnya
untuk kesehatan. (Amira)
Referensi:
http://simkatmawa.kemdikbud.go.id/v3/assets/upload/foto_non_lomba_061016_1560703833049502000.pdf
PENGENALAN
OLAHRAGA PENCAK SILAT DALAM MELESTARIKAN BUDAYA ASLI BANGSA INDONESIA Marwa
Nabihah1 , Acep Mulyadi2, Irham3