Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Apr
Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia
memperingati Hari Kartini sebagai penghormatan atas perjuangan Raden Ajeng
Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan
kesempatan yang setara. Namun lebih dari sekadar seremoni tahunan, Hari Kartini
semestinya menjadi momentum reflektif atas kondisi kesetaraan gender di
Indonesia hari ini.
Kartini,
dalam surat-suratnya yang kemudian dibukukan menjadi Habis Gelap Terbitlah
Terang, dengan tegas mengkritik budaya patriarki yang membatasi peran perempuan
hanya dalam ranah domestik. Ia menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan
agar mereka dapat berdiri sejajar dengan laki-laki dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Pandangan ini menjadi fondasi awal gerakan
emansipasi perempuan di Indonesia. Meski telah lebih dari satu abad sejak
Kartini menulis gagasannya, tantangan kesetaraan gender masih nyata. Data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2024, indeks
pembangunan gender (IPG) Indonesia berada di angka 91,85, yang artinya masih
terdapat kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi (BPS, 2024).
Lebih
jauh lagi, menurut laporan UN Women tahun 2022, perempuan di Indonesia masih
menghadapi diskriminasi di tempat kerja, keterbatasan akses terhadap posisi
kepemimpinan, serta tingginya angka kekerasan berbasis gender. Hal ini
menunjukkan bahwa perjuangan Kartini masih jauh dari selesai. Untuk mewujudkan
kesetaraan yang lebih substantif, dibutuhkan komitmen lintas sektor pendidikan,
hukum, ekonomi, dan budaya. Pendidikan berbasis kesetaraan gender harus
diperkuat sejak usia dini. Selain itu, peraturan perundang-undangan juga harus
memberikan perlindungan nyata terhadap hak-hak perempuan, termasuk perlindungan
dari kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi di tempat kerja.
Hari
Kartini bukan hanya tentang mengenang sosok pejuang perempuan, tetapi juga
tentang meneruskan semangatnya dalam konteks zaman sekarang. Kesetaraan gender
bukanlah isu perempuan semata, melainkan isu keadilan sosial yang menjadi
tanggung jawab kita semua. (Rizki Setyo
Nugroho)
Referensi
Badan Pusat Statistik. (2024). Indeks pembangunan gender (IPG) Indonesia
2024. Diakses pada tanggal 20 April 2025, pukul 17.00 WIB dari https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NDYzIzI=/indeks-pembangunan-gender--ipg-.html
UN Women. (2022). Progress on the Sustainable Development Goals: The Gender Snapshot 2022.
Diakses pada tanggal 21 April 2025, pukul 11.00 WIB dari https://www.unwomen.org/en/digital-library/publications/2022/09/progress-on-the-sustainable-development-goals-the-gender-snapshot-2022