28

Jun

Bukan Kuliah Biasa (BKB): Virtual Meeting Oleh Himakota Di Tengah Pandemi

 

Surabaya, Mei 2020. Di tengah merebaknya pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya adalah kebijakan ‘Belajar Dari Rumah’ yang diberlakukan sejak awal Maret 2020. Kebijakan ini berlaku bagi pelajar di seluruh penjuru Indonesia dari tingkat TK, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi. Lantaran kondisi di masa pandemi yang tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan mengumpulkan massa dengan tatap muka, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya (Himakota) membuat dobrakkan dengan mengadakan sebuah acara virtual meeting bertajuk Bukan Kuliah Biasa (BKB).

Dalam BKB, Himakota mengangkat tema besar ‘Budaya Baru dalam Pendidikan’. Hal ini merupakan upaya Himakota menjawab tantangan dalam menjalankan kegiatan belajar secara daring yang masih terkesan baru dalam khasanah pendidikan Indonesia. BKB diselenggarakan selama tiga hari dan dibagi menjadi dua kegiatan utama. Yakni seminar dengan tajuk Optimalisasi Elitag dalam Pembelajaran Daring yang dilaksanakan melalui platform Google Meet dan Kuliah Umum yang dilaksanakan melalui siaran langsung melalui akun Instagram Himakota.

Seminar Optimalisasi Elitag dalam Pembelajaran Daring

Kegiatan seminar Optimalisasi Elitag dalam Pembelajaran Daring diselenggarakan di hari pertama (12/05/20) BKB. Himakota mengundang beberapa perwakilan mahasiswa dari seluruh organisasi yang ada di Untag Surabaya. Narasumber kegiatan ini adalah Elsen Ronando S.Si., M.Si., M.Sc., Dosen Prodi Teknik Informatika, sekaligus merupakan koordinator dari e-learning Untag Surabaya. Adapun acara ini dimoderatori oleh Diby Aprilya, salah satu Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya.

Elsen menjabarkan perihal Elitag beserta segala seluk-beluknya, mulai dari sejarah asal muasal dibentuknya Elitag, hingga cara-cara agar mahasiswa dapat memaksimalkan penggunaan platform Elitag dengan optimal. Ia menjelaskan, Elitag sebenarnya sudah mulai disosialisasikan sejak tahun 2018, namun sayangnya tim Elitag belum memiliki platform resmi untuk digunakan pada waktu itu. Oleh karena itu, para dosen menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Google Classroom atau Edmodo sebagai media mengajar. Namun kelemahannya, dosen tidak dapat memantau secara langsung pembelajaran mahasiswan pada aplikasi pihak ketiga tersebut. Karena itu, tim Elitag mulai mempelajari cara membuat platform daring dengan melakukan studi banding ke beberapa universitas.

 “Sebagai platform resmi Untag, Elitag merupakan e-learning platform yang dianjurkan oleh Dikti dan tidak keluar dari peraturan Dikti tentang e-learning platform dan Elitag sudah terdaftar di Dikti Pusat. Elitag sebenarnya sudah ada sejak 2019, namun kebetulan hanya beberapa Prodi saja yang ditunjuk Universitas dengan tujuan untuk pemeringkatan Universitas saja. Platform Elitag sudah sesuai anjuran Dikti dan memang dibuat lengkap dan tool dengan berbagai pilihan.” Tutur Elsen.

Elsen menyampaikan bahwa Elitag juga membuka ruang pertanyaan untuk mahasiswa yang mengalami kendala dalam penggunaan Elitag via email elitag@untag-sby.ac.id, akun email resmi tim Elitag Untag Surabaya. Ia juga sangat mengapresiasi inisiatif Himakota mengadakan seminar terkait Optimalisasi Elitag. “Sejauh ini hanya Himakota organisasi di Untag Surabaya yang berinisiasi mengangkat tema Optimalisasi Elitag sebagai pembahasan seminarnya. Ini menjadi sangat penting karena jelas sangat membantu mahasiswa lain.” Ucapnya di pengujung seminar.

Kuliah Umum

Pada bagian kedua kuliah tamu yang diselenggarakan secara virtual melalui siaran langsung di akun Instagram resmi Himakota. Kuliah umum sendiri dibagi menjadi dua pertemuan dengan topik yang berbeda. Kuliah umum pertama (13/0520), Himakota mengangkat topik berjudul Literasi Digital Bagi Generasi Milenial. Narsumber kuliah umum tersebut disampaikan oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, A.A.I Prihandari Satvikadewi S. Sos., M.Med.Kom. dan dimoderatori oleh Hesti Rochmat Wulandari mahasiswi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya.

Bu Vika, sapaan akrab narasumber, membahas seputar literasi digital di era sekarang, hingga perbedaan Generasi Milenial dengan Generasi Lama dalam mengonsumsi berita-berita di media. Pada pertemuan pertama Kuliah Umum itu diakhiri pada sesi tanya jawab dengan audiens. Kegiatan yang diselenggarakan melalui siaran langsung Instagram tersebut ditonton oleh lebih dari seratus orang.

Sedangkan kuliah umum kedua (16/05/20), mengangkat topik berjudul Anti Stres #dirumahaja. Topik di pertemuan kedua diampu oleh Dosen Prodi Psikologi Untang Surabaya, Karolin Rista M.Psi., Psikolog yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Untag Surabaya. Acara ini dimoderatori oleh Almaizza Shania Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya.

Dalam topik kedua kuliah umum tersebut, Kak Olin sebagai narasumber membahas perihal stres menurut pengertian ilmu psikologi yang dibawakan secara asyik. Kak Olin menuturkan bahwa penyakit stres rentan menjangkit anak muda termasuk mahasiswa. Kuliah Umum bertopik Anti Stress #dirumahaja tersebut ditutup dengan sesi tanya jawab bersama audiens. Acara ini sekaligus menjadi penutupan dari virtual meeting Bukan Kuliah Biasa (BKB) yang diselenggarakan oleh Himakota.

Latar Belakang Pelaksanaan BKB

Sofia Nailul, salah seorang anggota Himakota menuturkan bahwa tujuan dari Himakota mengadakan BKB adalah untuk menjembatani antara pihak kampus dan mahasiswa.  “Seminar E-litag seperti jembatan antar kampus dan mahasiswa untuk menjawab berbagai hal mengenai E-litag yang masih kurang dimengerti atau bahkan menjadi tempat mahasiswa untuk menyampaikan keluhan serta saran dalam penggunaan E-litag.” Jelas Sofia melalui pesan WhatsApp. Ia juga menuturkan, bahwa kegiatan kuliah umum sengaja dikemas secara asyik dan cenderung informal agar peserta dapat lebih menikmati acara selama berada di rumah. Dua topik yang diangkat pada kuliah umum merupakan topik penting karena sangat relevan bagi para peserta, terlebih di tengah masa pandemi seperti ini.

 

Penulis: Achmad Willy Alva Reza

Editor: Herlina K & Aritma Widyastuti