19

Mei

Perspektif KPS2K Terhadap Pengorganisasian Komunitas Muda Dalam Melawan KBGO

Surabaya, 26 April 2025 – Dalam rangkaian acara Kartini Youth Festival 2025, di Trans Icon Mall Surabaya, Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K) sendiri berfokus pada pemberdayaan perempuan. Sinta Ristu Handayani S.Pi – NGO KPS2K Jawa Timur menyampaikan, bahwa saat kita berinteraksi dengan anak muda sekarang itu luar biasa kecanduan teknologi ini juga digunakan oleh teman – teman remaja ini untuk mempercepat segala proses pembelajaran. Di zaman ini anak – anak muda sangat mudah mendapatkan banyak informasi, hal tersebut tentu menjadi sebuah menjadi peluang yang bisa dikatakan ambigu. Terkadang menjadi peluang yang positif tapi juga menjadi peluang yang negatif. Berlebihan dalam mengakses dan menggunakan handphone bisa berdampak pada keterlambatan kemampuan berbicara pada anak bahkan sampai terkena kekerasan seksual. Bahwasannya ruang digital saat ini belum aman dan bahkan teknologi semakin berkembang peluang kekerasan juga semakin meningkat.

 

KPS2K melihat keresahan – keresahan itu melalui sosok Kartini, perjuangannya pada saat itu merubah perempuan – perempuan dapat pendidikan yang tinggi. Di dunia digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang untuk saling berinteraksi. “Apakah memperingati Hari Kartini itu memakai konde dan kebaya, jika seperti itu maka sayang sekali padahal Kartini udah mendobrak budaya yang saat ini masih juga ada di Indonesia bahkan di seluruh dunia yaitu budaya patriarki. Budaya yang menomorsatukan laki – laki itulah sebenarnya perjuangan Kartini untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender” ujarnya. Sinta Ristu  menekankan bahwa anak muda ini menjadi kunci untuk melawan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), karena setelah perempuan dicerdaskan tentu dia akan lebih bijak dalam menggunakan digitalisasi media sosial, dapat mengaktualisasikan diri. Tetapi kita tidak bisa sendirian, bahwa ada gap antara yang muda dan yang tua, antara yang kaya dan yang miskin masih banyak gap gap yang menyebabkan perempuan pada saat ini mengalami bentuk ketidakadilan. Dalam closing statementnya Sinta Ristu menyampaikan, “Kita masih punya perjuangan yang panjang mari bersama – sama menyatukan semangat kita melalui spirit Kartini untuk menjadi spirit membawa perubahan perempuan berdaya ruang aman segera terwujud” tutupnya. (Alfina Sutanti)