Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Mei
Surabaya, 26 April 2025 – Dalam rangkaian acara
Kartini Youth Festival 2025, di Trans Icon Mall Surabaya, Kelompok Perempuan
dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K) sendiri berfokus pada pemberdayaan
perempuan. Sinta Ristu Handayani S.Pi – NGO KPS2K Jawa Timur menyampaikan,
bahwa saat kita berinteraksi dengan anak muda sekarang itu luar biasa kecanduan
teknologi ini juga digunakan oleh teman – teman remaja ini untuk mempercepat
segala proses pembelajaran. Di zaman ini anak – anak muda sangat mudah
mendapatkan banyak informasi, hal tersebut tentu menjadi sebuah menjadi peluang
yang bisa dikatakan ambigu. Terkadang menjadi peluang yang positif tapi juga
menjadi peluang yang negatif. Berlebihan dalam mengakses dan menggunakan
handphone bisa berdampak pada keterlambatan kemampuan berbicara pada anak
bahkan sampai terkena kekerasan seksual. Bahwasannya ruang digital saat ini
belum aman dan bahkan teknologi semakin berkembang peluang kekerasan juga
semakin meningkat.
KPS2K melihat keresahan – keresahan itu melalui
sosok Kartini, perjuangannya pada saat itu merubah perempuan – perempuan dapat
pendidikan yang tinggi. Di dunia digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang
untuk saling berinteraksi. “Apakah memperingati Hari Kartini itu memakai konde
dan kebaya, jika seperti itu maka sayang sekali padahal Kartini udah mendobrak
budaya yang saat ini masih juga ada di Indonesia bahkan di seluruh dunia yaitu
budaya patriarki. Budaya yang menomorsatukan laki – laki itulah sebenarnya
perjuangan Kartini untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender” ujarnya.
Sinta Ristu menekankan bahwa anak muda
ini menjadi kunci untuk melawan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), karena
setelah perempuan dicerdaskan tentu dia akan lebih bijak dalam menggunakan
digitalisasi media sosial, dapat mengaktualisasikan diri. Tetapi kita tidak
bisa sendirian, bahwa ada gap antara yang muda dan yang tua, antara yang kaya
dan yang miskin masih banyak gap gap yang menyebabkan perempuan pada saat ini
mengalami bentuk ketidakadilan. Dalam closing statementnya Sinta Ristu
menyampaikan, “Kita masih punya perjuangan yang panjang mari bersama – sama
menyatukan semangat kita melalui spirit Kartini untuk menjadi spirit membawa
perubahan perempuan berdaya ruang aman segera terwujud” tutupnya. (Alfina
Sutanti)