12

Mei

Begini Cara Ketut Anindita Satyanandani Lolos Publikasi Jurnal Sinta 5

Tentu istilah publikasi ilmiah sudah tidak asing lagi di kalangan akademisi, khususnya dosen dan peneliti. Bahkan terus digencarkan di perguruan tinggi. Tidak hanya dosen saja tetapi mahasiswa tingkat akhir pada umumnya juga diwajibkan mempublikasikan skripsi, tesis atau disertasi dalam bentuk artikel jurnal yang menjadi salah satu syarat kelulusan.

 

Di era sekarang ini kesempatan untuk menerbitkan artikel di jurnal nasional maupun internasional sangat terbuka lebar bagi mahasiswa. Apalagi tempat publikasi di Indonesia pun terbilang cukup banyak dan kompeten seperti jurnal Sinta. Kesempatan itu tentu saja tidak dilewatkan oleh Ketut Anindita Satyanandani, S.I.Kom dari Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2018. Pada Oktober 2022 Ia menggunakan Jurnal Sinta sebagai tempat dikirimkannya jurnal yang telah dibuatnya itu. Butuh waktu lama untuk masuk ke tahap publish. Pasalnya baru saja pada 1 mei 2023 jurnal itu lolos publikasi Jurnal Sinta 5.

 

“Jurnal saya berjudul Citra Diri Virtual Pada Pengguna Instagram (Studi Dramaturgi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya). Jurnal saya ini berfokus pada bagaimana Citra Diri Virtual seseorang terbentuk di media sosial khususnya Instagram didukung dengan teori yang saya gunakan untuk mencari jawaban dari penelitian saya,” ujar Anindita menjelaskan.

 

Anindita memilih Jurnal Sinta tentunya pasti dengan alasan tertentu. “Mempublish jurnal di jurnal sinta pun jadi hal yang menguntungkan. pointnya bukan hanya menguntungkan saya saja melainkan untuk berbagai pihak, terutama untuk teman-teman yang membutuhkan referensi jurnal untuk penelitiannya, karena saya paham rasanya kesulitan mencari bahan referensi untuk penelitian ditambah lagi kalo penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan informasi” ujarnya.

 

Mungkin terkesan susah untuk sampai kepada tahap publikasi tetapi Anindita tidak memaksakan hal tersebut karena ia berprinsip nothing to lose dan stick to the rules saja. Jadi saat jurnal sampai pada tahap publikasi saya jadi kaget karena ternyata bisa sampai di tahap ini.

 

Lamanya publikasi jurnal ini tentu didasari oleh beberapa faktor salah satunya yaitu karena “setiap jurnal itu punya timelinenya sendiri untuk penerbitan jurnal. Ada yang setahun cuma dua kali. Jadi semisal saya mau submit nih, tapi ternyata penerbitan pertama tahun ini baru ditutup kemarin, ya saya harus ikut penerbitan yang kedua serta faktor yang lainnya bisa juga karena adanya revisi” tutur menjelaskannya.

 

Tentu dengan adanya publikasi ini Ketut Anindita Satyanandani, S.I.Kom bisa mengingat tugas skripsi yang telah ia buat dengan penuh perjuangan dan pastinya tujuannya untuk membantu para mahasiswa melalui karya ilmiah itu bisa terwujud.

 

  • Putri Oktavianus Loeran