Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Mar
Bolehkah kuminta satu permohonan padamu agar kamu bersedia membuka kembali lembar memori masa lalu? Berikutnya, pastikan kamu telah mengantongi satu berkas lembar kenangan terpahit dalam hidupmu. Ingatlah kembali setiap inci peristiwa, detik demi detik kamu melaluinya. Terima dan rasakanlah emosimu yang kian menggebu. Setelahnya, cukup sampai disitu, dan bertahanlah.
Dengan kuminta kamu membuka memori pahitmu di masa lampau bukan berarti kuingatkan kembali akan patahnya sayapmu hingga berkeping menjadi debu. Bukan pula agar kamu kembali rapuh dan barangkali menyesal atas apa yang seharusnya bisa kamu andaikan untuk saat ini. Bukan untuk menjadikanmu semakin lelah dan kalah. Dan bukan untuk semua hal yang akan justru menjadikanmu jatuh dan semakin terpuruk. Permintaanku adalah untuk mengingatkanmu, tentang bagaimana pada masa itu kamu telah berjuang. Pada masa itu kamu telah sanggup berdiri kembali setelah jatuh ribuan kali. Pada masa itu kamu telah menjadi seorang pahlawan penerjang kekalahan. Kamu menang dalam laga pertandingan kehidupan.
Maka pada detik ini, izinkan pesan ini menyapamu kembali, memberi selamat atas kemenanganmu. Selamat datang kembali dan selamat berjuang. Ketahuilah bahwa laga pertandingan kehidupan akan terus berjalan. Kamu, aku, kita, akan terus sama-sama berjuang. Setiap masanya, setiap momennya. Semua akan terus ada dan menjadi langkah baru dalam garis kehidupan masing-masing. Mari dengan ini kita berbagi sebuah rahasia. Sebuah rahasia bahwa berkas memori lama terpahit adalah satu obat termanis bagi perjuangan kita. Jika masa terberat di hari itu saja kita mampu, maka bukankah terlalu dini bagi kita untuk menyerah di tengah perjuangan yang hari ini sedang kita hadapi? Pahitnya masa lalu yang pernah kita hadapi, nyatanya mampu menjadi kekuatan terbesar untuk perjuangan kita hari ini. Ketika dahulu, satu kapsul waktu yang sangat pahitpun sanggup kita telan, maka jelas tak mungkin jika sebuah kapsul asam manis nano-nano ini akan menjadi batu ganjalan yang membuat lidah kita mati rasa untuk menyentuhnya.
Mulai detik ini, berhentilah meragukan daya juangmu. Teruslah berjalan, mendaki, menerjang, jatuh, bangkit juga terluka. Tapi pastikan semua bukan hanya untuk sakit. Pastikan bahwa perjuanganmu benar mampu menjadi sebuah pelangi di masa nanti. Dengan begitu, pesan ini untukmu, dan pesan ini pula menanti kedatangan pelangi baru dalam hidupmu. Berjuanglah melukis pelangi dan jadikan ragam warnamu mampu menjadi keindahan magis penuh makna yang membersamai kehangatan dunia.
(Dziyaaul Hubbi Arsyad)