Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Feb
Wahyu Kuncoro, ST., M.Med.Kom, Dosen Ilmu Komunikasi Untag Surabaya meraih juara 1 dalam perlombaan kategori opini media cetak yang diselenggarakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dalam rangka memperingati 76 tahun berdirinya BPK RI pada bulan Januari. Mengusung judul “SAI20 dan Tata Kelola Keuangan di tengah Krisis, beliau mengemukakan dan menyalurkan opini yang dimilikinya menjadi sebuah karya kejuaraan”. Dalam karyanya, beliau menekankan peran penting SAI20 dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dalam menjaga stabilitas keuangan negara di tengah krisis yang melanda. Dengan hal tersebut, harapannya Indonesia dan dunia mampu saling bekerjasama dan kontribusi aktif dalam menghadapi krisis ekonomi dunia.
Pada sesi wawancara, beliau mengungkapkan motivasinya mengikuti kejuaraan. “Wartawan tidak banyak yang menguasai menulis artikel karena terbiasa menulis pendapat orang, sehingga dia lupa pendapatnya dia itu apa. Opini menyampaikan pendapat kita, bukan pendapat orang, itu yang kadang wartawan lupa, karena terbiasa menuliskan pendapat orang sehingga dia tidak mengasah pendapat”. Sebagai Dosen yang juga berprofesi sebagai jurnalis, bagi Wahyu, kesempatan mengikuti perlombaan merupakan ajang mengasah pemikiran dan kemampuan. Tak hanya itu, beliau juga menikmati rangkaian acara perlombaan yang kerap kali menyuguhkan pengalaman wisata dari satu tempat ke tempat lainnya.
Strategi yang digunakan beliau dalam menghadapi ajang kejuaraan lomba opini ada tiga. Pertama, mengetahui tema lomba sekaligus selera instansi atau juri, sehingga kemudian mampu dengan cermat menganalisis dan menuangkan dalam bentuk sesuai yang diharapkan penyelenggara. Kedua, dalam menulis opini harus memiliki pesan kebaruan, apa yang diharapkan diketahui oleh orang lain dan membedakan dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Ketiga dan yang paling penting, menulis harus mengedepankan aspek pembuka yang menarik, dimulai dari judul hingga paragraf-paragraf awal menjadi daya tarik yang akan menentukan masa depan tulisan kita apakah layak dibaca atau tidak.
(Dziyaaul Hubbi Arsyad)