20

Feb

Bahas Negara-Negara Global South sebagai Obyek Penelitian Terbaru

Prodi Ilmu komunikasi menyelenggarakan kegiatan Workshop Research Method dengan narasumber Dr.Mathias Felipe De Lima Santos dari University of Amsterdam. Workshop ini dilaksanakan di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di gedung Q 205 pada hari Jumat 17 Feruari 2023 PKL:09.30 -11.30. Amalia Nurul Muthmainnah, S.I.Kom, MA sebagai Moderator skaligus translator. Acara ini dihadiri oleh dekan FISIP Dr. Dra. Ayun Maduwinarti, MP, Kaprodi ilmu komunikasi Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom.,M.Med.Kom , beserta jajaran dosen dan mahasiswa ilmu komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Dr.Mathias Felipe De Lima Santos berasal dari Brasil dan sekarang menjadi peneliti post-doctoral di University of Amsterdam Belanda. Kompetensi beliau sudah tidak diragukan lagi, beliau merupakan seorang peneliti yang berfokus pada bidang media, komunikasi, dan teknologi. Beliau juga menjadi editor jurnal internasional terindeks scopus 1. Mathias menjelaskan tiga topik  pembahasan dalam warkshop research method yaitu perkembangan teknologi digital, komunikasi dan studi media, dan global south sebagai obyek baru yang menjadi concern penelitian peneliti-peneliti negara barat atau global north.

Perkembangan teknologi digital merupakan topik yang banyak di teliti karena banyak perubahan yang di akibatkan oleh perkembangan teknologi. Mathias menjelelaskan studi tentang audiens sangat penting di era sekarang karena audiens tidak lagi hanya mengomsumsi informasi akan tetapi juga dapat memproduksi informasi di era media digital. “Selain itu sekarang akademisi barat juga tertarik untuk meneliti mengenai negara-negara Global South,” ujarnya.

Global south merupakan kawasan Asia, Amerika Latin, obyek penelitian Mathias juga adalah negara-negara global south. Mathias tengah menjalankan project penelitian di tiga kawasan yaitu Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah. Terminologi global south masih tergolong baru “Mungkin kita lebih mengenal terminologi seperti negara dunia ketiga (third world country) atau negara berkembang (developing country),” paparnya. (Fransiskus Antonius Harap)