Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Jl. Semolowaru no. 45 Surabaya
Okt
Era digital membawa revolusi besar dalam cara
manusia berkomunikasi, Salah satu kekuatan utama di balik transformasi ini
adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi AI
memungkinkan pemrosesan informasi yang jauh lebih cepat, analisis data yang
kompleks, dan interaksi yang semakin personal melalui chatbots, sistem
pengenalan suara, hingga algoritma yang mengatur penyajian konten di media
sosial. Namun, kemajuan ini juga menimbulkan tantangan etis yang harus menjadi
perhatian utama agar komunikasi tetap bermartabat, jujur, dan bertanggung
jawab.
Peran AI dalam Komunikasi
Digital AI telah menjadi tulang punggung berbagai alat komunikasi modern. Dari
otomatisasi layanan pelanggan, pengelolaan konten media sosial, hingga sistem
rekomendasi berita, AI mempercepat serta mempermudah interaksi digital antar
manusia. Algoritma AI mampu memfilter dan menyesuaikan konten sesuai dengan
preferensi pengguna, sehingga memberikan pengalaman komunikasi yang lebih
personal dan efisien. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada risiko manipulasi
informasi yang bisa berdampak negatif jika tidak diatur dengan baik.
Tantangan Etika dalam
Penggunaan AI Salah satu tantangan terbesar adalah transparansi dan
akuntabilitas. Pengguna berhak mengetahui bagaimana AI mengambil keputusan dan
bagaimana data mereka digunakan. Kurangnya transparansi bisa menimbulkan
ketidakpercayaan dan potensi penyalahgunaan data pribadi yang sangat sensitif.
Selain itu, bias algoritma
menjadi masalah serius yang dapat merugikan kelompok tertentu. AI yang dilatih
dengan data tidak representatif seringkali menghasilkan keputusan
diskriminatif, menimbulkan ketidakadilan sosial. Contohnya, sistem pengenalan
wajah yang kurang akurat pada ras minoritas dapat menyebabkan salah
identifikasi dan diskriminasi, seperti yang terjadi pada kasus penggunaan
sistem pengenalan wajah di Detroit.
Kehati-hatian dalam
menjaga privasi dan keamanan data juga menjadi hal penting. Pengumpulan dan
pengolahan data harus dilakukan dengan izin dan sesuai regulasi, agar tidak
sampai merugikan individu atau masyarakat.
Prinsip etika enggunaan AI
dalam komunikasi untuk mengatasi tantangan ini, perlu diterapkan
prinsip-prinsip etika komunikasi yang relevan dengan kecerdasan buatan. Pertama
adalah transparansi, yakni kejelasan bagaimana AI beroperasi dan mengambil
keputusan agar pengguna tidak merasa terjebak dalam “kotak hitam” teknologi.
Prinsip kedua adalah
keadilan. Algoritma harus dirancang untuk mencegah bias dan diskriminasi,
memastikan perlakuan yang adil tanpa memandang latar belakang pengguna. Hal ini
menuntut pengawasan ketat dalam pengembangan dan pengujian AI. Selanjutnya adalah
tanggung jawab Pengembang dan pengguna AI harus bertanggung jawab atas dampak
dari penggunaan teknologi ini termasuk memastikan AI tidak digunakan untuk
tujuan merugikan seperti penyebaran informasi palsu, pelecehan, atau manipulasi
opini publik.
Prinsip lain yang tak
kalah penting adalah kejujuran, yang menuntut pengguna mengakui keterbatasan AI
dan tidak menyalahgunakannya, misalnya dalam konteks akademis dengan
menghindari plagiarisme. Selain itu, rasa hormat dan empati harus dijaga,
memastikan bahwa penggunaan AI tidak mengorbankan martabat dan hak individu
lain.
Dengan menanamkan
nilai-nilai ini, AI dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai alat untuk
mendukung komunikasi yang efektif, etis, dan bermartabat.
Implikasi untuk Pendidikan
dan Masyarakat Dalam konteks pendidikan, penerapan etika AI sangat krusial.
Mahasiswa dan akademisi harus diajarkan untuk menggunakan AI dengan sikap
kritis dan bertanggung jawab, dengan menghindari ketergantungan berlebihan serta
plagiarisme. Pendidikan mengenai etika penggunaan AI juga perlu diperluas ke
masyarakat agar dapat meminimalkan penyalahgunaan teknologi dan meningkatkan
kesadaran akan dampaknya.
Peran kebijakan dan
regulasi juga tak kalah penting untuk mengatur tata kelola penggunaan AI agar
sejalan dengan prinsip-prinsip etika dan perlindungan hak asasi manusia.
Sementara AI membawa
kemudahan dan inovasi dalam komunikasi digital, tanpa etika yang jelas,
teknologi ini bisa menimbulkan kerugian sosial, moral, dan budaya. Oleh karena
itu, transparansi, keadilan, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap hak
individu harus menjadi landasan dalam penggunaan AI. Dengan begitu, AI bukan
hanya alat teknologi, tapi mitra komunikasi yang membangun dunia digital yang
lebih adil, manusiawi, dan beretika di era digital ini. (Angel)
Referensi
__. 2025. Artificial
Intelligence dan Etika Komunikasi. Diakses pada 28 Agustus 2025 dari
Kompasiana.com, “Artificial Intelligence (AI) dan Etika Komunikasi”, 2025