Communilogy: Solusi Jitu Mengelola Stres Melalui Ilmu Komunikasi dan Psikologi

Sabtu, 18 Juli 2020 - 21:21:55 WIB
Dibaca: 777 kali

Communilogy: Solusi Jitu Mengelola Stres Melalui Ilmu Komunikasi dan Psikologi

 

 

Surabaya, 19 Juni 2020--Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya menggelar Webinar dengan tema, Communilogy, yang merupakan akronim dari Communication dan Psychology. Pada dasarnya komunikasi dan psikologi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan, terutama ketika membahas stres. Karena itu, kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten dalam kedua bidang tersebut. Narasumber pertama, Dr. Merry Fridha T. Palupi, M.Si, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya memaparkan peran komunikasi dalam pengelolahan stres. Sedangkan narasumber kedua, Adjie Santosoputro, praktisi midfullness dan emotional healing, memaparkan tentang midfullness dan emotional healing yang berkaitan dengan mengelola stres di masa pandemi. Acara ini dimoderatori oleh Alfiyan Karim, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya.

Dr. Merry Fridha memaparkan bahwa stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain. Stres sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni eustress atau stres baik, dan distress atau stres buruk, yakni seseorang akan merasa tidak memiliki motivasi untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari sehingga mengakibatkan dirinya dengan mudah mengalami. Stres dalam diri seseorang selalu ada setiap waktu, akan tetapi kita tidak dapat menghindarinya, kita hanya perlu mengatur rasa stres agar kondisi tubuh dan keadaan di sekitar kita tidak menjadi buruk. Apabila, seseorang mulai merasa jika dirinya tidak mampu lagi menangani rasa stres yang ada maka ia dapat mencurahkan apa yang sedang dirasakan pada orang lain. Sedangkan bagi mereka yang merasakan stres berat dapat menghubungi seorang psikolog.

Dr. Merry Fridha memberikan beberapa solusi agar seseorang tidak merasakan stres yang mendalam seperti dengan menghindari berita yang dapat memperburuk kondisi fisik maupun mental seseorang, jika muncul pemikiran negatif dalam diri seseorang sebaiknya jangan diucapkan melainkan berusahalah mengubahnya menjadi sesuatu yang positif dan satu hal yang lebih penting adalah kita perlu melakukan komunikasi interpersonal.

Narasumber kedua Adjie Santosoputro, membuka acara dengan silent moment, dimana para peserta seminar diminta untuk menenangkan diri, hati dan juga pikiran selama 5 menit. Kak Adjie mengatakan bahwa, “Hidup ini tak terwakili. Hidup ini pun tak selalu soal kompetisi produktif. Betapa pikiran kita ini terjerat kecanduan sibuk. Hingga membenci rehat sampai kita mengorbankan sehat. Lebih lanjut Adjie mendefinisikan stres sebagai keadaan dalam diri seseorang dimana tubuh dan pikiran seseorang berada di suatu tempat yang berbeda. Penyebab stres adalah batin seseorang tengah lelah, dan umumnya hal tersebut dikarenakan seseorang mengalami kecanduan sibuk. “Bukan hanya kecanduan sibuk, namun juga komunikasi berlebih dengan orang lain dan jarang berkomunikasi dengan diri seseorang juga menjadi penyebab stres.” imbuhnya.

Sama seperti Dr. Merry Fridha memberikan beberapa tips agar rasa stres dalam diri seseorang tidak semakin buruk, begitupun juga denga Adjie. Dia memberikan beberapa tips untuk setiap individu mengambil waktu istirahat dari komunikasi dengan banyak orang dan memperbanyak komunikasi dengan diri sendiri. Tidak hanya itu, mengelola jam tidur dan belajar mengontrol diri juga sangat diperlukan sebab faktor utama penyebab seseorang merasa sangat stres adalah karena ia tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol diri.

Berkaitan dengan stres, Adjie sendiri mengaku bahwa dirinya juga pernah mengalami kondisi stres yang cukup parah semasa ia berada di bangku kuliah dan hal tersebut disebabkan oleh masalah keluarga. Kondisi stres yang Adjie alami membuat dirinya hendak mengakhiri hidupnya, akan tetapi setelah memperoleh masukan dari orang terdekatnya ia kembali berpikiran bahwa apa yang kita pikir negatif sebenarnya memiliki suatu dampak positif bagi seseorang entah saat itu juga atau di masa yang akan datang.

Jika pada awal webinar Adjie meminta para peserta untuk melakukan silent moment, begitupula pada beberapa menit terakhir sebelum webinar berakhir ia meminta para peserta untuk kembali melakukan latihan utama mindfulness dalam waktu sekitar lima menit dengan tujuan agar para peserta merasa tenang dan juga rileks.

Dari pemaparan kedua narasumber dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu kondisi tubuh akibat timbulnya emosi yang ada dalam diri seseorang sehingga antara jiwa dan pikiran seseorang terpisah. Pada dasarnya, beberapa faktor penyebab seseorang dapat merasakan stres adalah karena seseorang berpikir secara berlebihan, kurangnya berkomunikasi dengan diri sendiri dan seseorang mengalami kecanduan sibuk. Stres tidak dapat dihindari, dan perlu kita atasi sendiri selama rasa stres itu belum pada tingkat berlebih. Cara yang dapat dilakukan ketika seseorang mengalami stres adalah, mencari seorang teman untuk bertukar pikiran, beristirahat sejenak untuk menangkan pikiran, mengelola waktu tidur dan juga berusaha menghindari berita dan juga orang-orang yang kerap kali berasumsi negatif.

 

Penulis: Victoria Angelina CP

Editor: Herlina K.

Sumber: Press Release D’vircation (Penulis: Yanuar Arifin, editor: Ferdinand .K & Tim Humas D’Vircation: Communilogy)

 


Untag Surabaya || FISIP Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya